Who Am I - No System Is Safe (2014) BluRay + Subtitle Indonesia

Oleh Unknown

Wednesday, January 27, 2016

Selamat Sore Guys, Udah hari Rabu nih, waktunya Admin ngePost.
Daripada bingung mau ngePost apa, mending ngePost Film Who Am I - No System Is Safe.

Who Am I - No System Is Safe adalah Film dari German besutan Baran Bo Odar, yaitu film yang menceritakan tentang seorang Hacker yang bertemu dengan orang lain sesama Hacker yang akhirnya membentuk Tim bernam CLAY(clown laughing @ you) keempat anggotanya memakai topeng seperti badut untuk menutupi identitasnya, Ia bersama teman-temannya membentuk Tim ini karena untuk mendapatkan perhatian oleh MRX Superhero bagi semua Hacker, Lalu lama-kelaman ia menyesal karena perbuatannya akhirnya ia menceritakan semua kejadiannya dimasa lalu kepada Pihak dari Europol yaitu Hanne Lindberg. Film dari penulis Jantje Friese, adalah Film Hacker terbaik menurut saya, okedeh daripada kelamaan langsung aja.

INFORMASI TENTANG FILM WHO AM I- NO SYSTEM IS SAFE

Judul : Who Am I - No System Is Safe
Director : Baran Bo Odar
Genre : Thiller
Writters : Jantje Friese, Baran Bo Odar
Released : 25 September 2014

Casting,

Tom Schilling
Elyas M'Barek
Hannah Herzsprung
Wotan Wilke Mohring
Antoine Monot Jr.

SINOPSIS FILM WHO AM I - NO SYSTEM IS SAFE

Thriller-thriller tentang dunia rentas-merentas digital memang kebanyakan masih di dominasi Hollywood, tetapi bukan berarti kamu bisa meremehkan begitu saja ketika ada negara lain kemudian mencoba membuatnya. Adalah Jerman di bawah kendali sutradara Baran bo Odar yang lalu menghadirkan Who Am I – No System Is Safe, sebuah thriller cyber-crime oktan tinggi yang menjadikan pengalaman menonton Blackhat-nya Michael Mann yang baru-baru ini dirilis terasa seperti menonton Dora The Explorer.

Dibuka dengan momen interogasi yang dilakukan pihak Europol yang diwakili Hanne Lindberg (Trine Dyrholm) kepada Benjamin (Tom Schilling), salah satu anggota dari CLAY (Clowns Laughing @ You), kelompok hacker baru yang tengah kondang pasca aksi-aksi berani mereka melakukan perentasan di sana-sini dengan tujuan mencari kesenangan dan ketenaran. Investigasi yang dilakukan Lindberg kemudian berujung pada misi pencarian sosok berjulukan MrX, rival CLAY yang juga dikenal sebagai perentas paling hebat dan paling licin yang pernah ada.

Mencampur banyak elemen-elemen menarik yang bisa kamu temukan dalam sebuah film thriller, dari kisah kriminal, teknologi sampai masalah psikologi, Who Am I tampil impresif bersama pesona khas Eropa-nya yang disajikan cepat dan penuh gaya bersama penceritaan yang tidak hanya cerdas namun juga manipulatif. Ya, dari momen interogasi yang kemudian memusatkan semua pada kisah hebat yang keluar dari mulut karakter utamanya yang berujung dengan banyak belitan-belitan maut, sedikit banyak apa yang sudah dilakukan Baran bo Odar yang akan mengingatkan kita pada salah satu thriller kriminal fenomenal, masterpiece-nya Bryan Singer, The Usual Suspects.

Harus diakui naskah Who Am I sendiri punya kelas yang sedikit lebih tinggi dari tecno-thriller kebanyakan. Seperti yang sudah dikatakan, ia cerdas sekaligus manipulatif, Odar menggerakan narasinya melalui presentasi yang kecepatannya mampu dijaga dengan baik meskipun di beberapa bagian masih terasa sedikit kendur. Sementara penampilan prima aktor muda Jerman, Tom Schilling sebagai Benjamin yang kompleks mampu memberi kekuatan lain tersendiri.

Kisah hidup Benjamin yang dituturkan melalui flashback panjang memberi pondasi kuat dalam perjalannya nanti hingga akhir yang berliku. Dari awal naskahnya sudah mengajak penontonnya untuk terus memofokuskan segalanya kepada Benjamin lewat karakternya; seorang geek komputer kuper klise tanpa teman yang mengharapkan cinta tak berbalas dari Hannah (Hannah Herzsprung), sampai suatu ketika, Max (Elyas M’Barek) menemukan bakat hebat Benjamin dan merekrutnya bergabung dengan dua anggota lain guna membentuk CLAY yang dengan cepat berhasil memperoleh popularitas di kalangan perentas bawah tanah.

Tentu saja konflik kemudian timbul ketika sepak terjang mereka kemudian mulai meresahkan para pihak berwajib, menariknya Odar sukses mencampur beragam konflik baik pribadi Benjamin sendiri dengan segala masalah pribadinya maupun dunia kriminal cyber yang ruang lingkupnya lebih besar untuk kemudian dijadikan tantangan besar, tidak hanya buat para agen Europol namun juga buat penontonnya untuk kemudian menebak-nebak apa yang sebenarnya terjadi. Dan bagaimana ia kemudian berakhir dengan lapisan twist mecengangkan, itu adalah sebuah kejutan sekaligus penutup yang keren.